Jumat, 19 Februari 2016

Highschool Life

Let's start at the very beginning. Ada sedikit rasa penyesalan masuk ke SMAN 11 Yogyakarta, salah satu sekolah yang (kadang) cukup diremehkan ini. Sejak kelas sepuluh awal, membolos sekolah sudah hal yang biasa bagiku. Aku tidak ingin sekolah di sini, awalnya. Terlempar dari dua sekolah yang sejak SMP aku dambakan membuatku tidak bersemangat untuk bersekolah di sini. Tapi yah, semua sudah berlalu, aku pun mau tidak mau harus menjalani semuanya.

Hampir setahun berlalu. Kelas sepuluhku terasa menyenangkan, rupanya. Bersama teman-teman dekatku yang biasa mereka sebut Kingdom, aku mulai merasakan betapa asyiknya sekolah di tempat ini. Bermain ke pantai, bercanda di kelas, dan semua hal-hal kecil lain yang membuatku merasakan kenyamanan. Mereka adalah teman-teman yang berharga bagiku, terutama Gangbang, ketiga manusia yang selalu mewarnai hari-hariku di kelas sepuluh. Manusia-manusia dengan humor recehnya masing-masing.

Di kelas sepuluh ini pun aku mendapat pengalaman dari ekstrakulikuler yang pernah aku ikuti pada awal masuk, yaitu Eleven Dance. Aku dipilih untuk mengikuti lomba dance DBL walaupun aku sudah bukan lagi anggota tim itu. Latihan yang hampir dilaksanakan tiap hari dan mengeluarkan uang yang tidak sedikit itu membuatku malas untuk mengikuti lomba. Akhirnya setelah dua kali tampil (kalau tidak salah), aku izin untuk keluar. Ada juga pengalaman yang sedikit konyol, yaitu saat aku ketinggalan bis ketika study outdoor.

Kenaikan kelas pun sudah tiba. Hal yang ditunggu-tunggu karena kami tidak harus lagi mempelajari semua subjek mapel. Semua siswa sudah memilih jurusannya masing-masing. Sedih rasanya ketika berpisah dengan sahabat bangkuku selama hampir setahun penuh, Ima. Dia memilih IPS sedangkan aku sendiri memilih IPA, bersama kedua member Gangbang lain, Hofdam dan Aldi. Aku dan Hofdam masuk ke kelas yang sama, sedangkan Aldi terpisah dengan kami karena agamanya. Di kelas sebelas ini (lagi-lagi) aku merasakan tidak nyaman seperti saat pertama kali aku bersekolah di sini. Anak-anak membentuk kubunya masing-masing. Tetapi seiring berjalannya waktu, kami mulai membaur satu sama lain. Kami mulai dekat dan kompak. Banyak kejadian dan drama yang terjadi semasa kelas sebelas ini, namanya juga masa SMA, hahaha. Tidak hanya dekat dengan teman sekelas saja, aku pun mulai dekat dengan banyak anak kelas lain yang belum kukenal sebelumnya di kelas sepuluh.

Sekarang, kelas 12. Saat dimana semua siswa sibuk-sibuknya dengan belajar untuk ujian mereka. Begitu pikirku pada awalnya. Tapi ternyata, tahun terakhir ini justru terasa sangat santai. Ada beberapa guru yang jarang mengajar. Kalau mengajarpun, masih terasa seperti jam kosong karena mereka tidak memperdulikan kami yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan di kelas 12 ini, banyak sekali konflik yang terjadi di angkatan kami. Lucu rasanya kalau dengar semua konflik dan drama mereka. Semakin tua harusnya semakin dewasa, kan? Semakin menambah teman untuk relasi kelak, bukan malah mencari musuh dengan hal-hal sepele tidak berguna.

Di semester dua ini, banyak sekali kesibukan karena sekitar dua bulan lagi kami akan menghadapi UN, dan tidak lama setelah itu ada SBMPTN. Dan sekarang, aku sedang sibuk menyelesaikan tugas TIK-ku demi memenuhi tuntutan dari Bu Dian yang sedang duduk manis menggunakan kemeja pink kotak-kotak dengan celana berwarna senada di mejanya. Hai Bu, tugasku udah selesai yes!